Saturday, May 12, 2012

Analisis Komunikasi Antarpribadi


Menurut Hocker dan Wilmot (1985;20) konflik di ekspresikan dalam proses komunikasi melalui isi dan relasi. Kita bisa kembali pada kisah sahili tadi. Tatkala sahili menjawab pertanyaanya dengan ketus, kita tentu bisa melihat bukan hanya isi pesan yang disampaikan melalui komunikasi itu yang menunjukan “ suasana yang lain dari biasanya” tetapi juga menggabarkan bagaimana kondisi relasi anatar sahili dan temanya saat itu. Pesan komunikasi verbal dan nonverbal yang disampaikan sahili menunjukan bagaimana relasi anatara sahili dan temanya saat itu. Sahili mengambil jarak, untuk menghindari percekcokan dengan temanya itu.

     Hocker dan Willmot(1985;39) menyajikan beberapa asusimsi yang berkaitan dengan gaya konflik yang dikembangkan individu. Asumsi – asumsi tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Manusia mengembangkan respon- respon terpola terhadap konflik.
   2. Manusia mengembangkan gaya konflik untuk alasan-alasan yang bisa diterima oleh dirinya  sendiri.
   3. Tidak ada satu gaya konflik pun yang dengan sendirinya lebih baik dibanding dengan gaya yang lain.

   Menurut teori Fundamental Intepersonal Relationsip Orientation (FARO), Alasan manusia menjalin relasi antarpribadi adalah untuk memenuhi tiga kebutuhan antarpribadi, yakni kebutuhan inklus, kontrol, dan kasih sayang. Oleh karena kebutuhan-kebutuhan itulah maka manusia menjalin komunikasi antarpribadi dan ralasi antarpribadi dengan sesamanya.
 
   SUMBER : kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/komunikasi-antar-pribadi/

Relasi Manusia dan Komunikasi Antarpribadi





Dalam konteks sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Karena itu, dalam menjalin hubungan dengan manusia lain memerlukan komunikasi. Kita sebagai muslim begitu bangun tidur mendengar adzan dan melakukan salat Subuh. Ini   komunikasi antara dirinya dengan Sang Pencipta. Ketika salat, terkadang kita meneteskan air mata, sambil memohon diberi petunjuk oleh Sang Pencipta. Begitu pula manusia sejak lahir,  pada dasarnya sudah berkomunikasi. Contohnya, seorang bayi dengan cara menangis mengomunikasikan keinginannya. Seorang ibu memiliki naluri sehingga mengerti maksud tangisan bayinya yang belum bicara, misalnya saja dengan segera memberikan air susu ibu (ASI).

Bila seseorang berbicara dan temannya tidak mendengarkan, maka tak ada pembagian dan komunikasi. Jika orang pertama menulis dalam bahasa Inggris dan orang kedua tidak dapat membaca bahasa Inggris, maka tidak ada pembagian dan tak ada komunikasi. Dari apa yang dilakukan, komunikasi dalam kehidupan manusia sebenarnya merupakan hal pokok. Melalui komunikasi, orang bakhan dapat memengaruhi dan mengubah sikap orang lain, membentuk konsensus dan membuat keputusan.

Dengan melihat contoh tersebut, kita dapat melihat eksistensi manusia dan  hubungan sosial dengan lingkungan sosialnya, sehingga kualitas sosial manusia ditentukan bagaimana berkomunikasi. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin. yakni communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama atau sama makna. Karena itu, komunikasi akan terjadi bila terdapat kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, ficture in our head kita sama. Hal ini juga dipengaruhi oleh kerangka referensi dan kerangka pengalaman antara komunikator dan komunikan.
Jika daerah kerangka pengalaman dan kerangka referensinya makin besar, semakin besar pula tercipta komunikasi yang efektif.  Sebaliknya, jika kerangka pengalaman dan kerangka referensinya makin menyempit maka komunikasi yang terjadi semakin terbatas bahkan dapat dikatakan gagal.

Memang banyak hambatan yang bisa menyebabkan komunikasi mengalami kegagalan. Beberapa hambatan dalam melakukan komunikasi antara lain: Pertama, hambatan dari proses komunikasi itu sendiri. Hambatan ini bisa dari pengirim pesan, sehingga pesan yang disampaikan tidak maksimal. Hambatan  dalam penyandian/simbol,  bahasa yang dipergunakan tidak jelas, sehingga mempunyai arti lebih dari satu. Hambatan media, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tak dapat mendengarkan pesan yang disampaikan.  Hambatan dalam bahasa sandi, terjadi ketika menafsirkan sandi oleh penerima pesan. Misalnya, kata “atos” ada dalam bahasa Sunda ditafsirkan dalam bahasa Jawa. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka, tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.  Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan atau feedback yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya, akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu, tidak jelas dan sebagainya.



Komunikasi Nonverbal dalam Komunikasi Antarpribadi






        Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak hanya menggunakan simbol-simbol verbal melainkan juga simbol-simbol non verbal. Begitu juga halnya dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan, terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.

            Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalah artikan atau disalah tafsirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam kegiatan komunikasi kita sehari-hari.

            Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra seseorang. Dalam kampanye pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat presiden harus menampilkan diri dengan sosok tertentu sebagai  pesan nonverbal yang akan disampaikan pada calon pemilihnya. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang guru menjelaskan materi pelajaran pada para siswanya selain menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena komunikasi nonverbal pulalah, sinetron yang kita saksikan bisa lebih kita pahami maksudnya.

            Pada modul ini kita akan mempelajari pesan nonverbal dalam konteks komunikasi antarpribadi dengan memfokuskan diri pada komunikasi nonverbal dan bahasa tubuh (body language), sebagai bagian komunikasi nonverbal. Mimik wajah, gerak tangan atau sentuhan merupakan bahasa  tubuh yang banyak menyertai komunikasi antarpribadi. Selain itu, komunikasi nonverbal yang menyampaikan pesan dalam wujud sisiran/potongan rambut, model pakaian yang dikenakan atau jarak yang diambil antara komunikator dan komunikan dalam kegiatan komunikasi.

            Ada begitu banyak dimensi komunikasi nonverbal dan bahasa tubuh ini yang bisa meningkatkan kemampuan komunikasi antarpribadi. Bahkan salah satu keunggulan komunikasi antarpribadi dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya adalah dalam komunikasi antarpribadi bahasa tubuh lebih leluasa untuk dipergunakan, seperti menggunakan sentuhan atau pesan nonverbal dalam wujud aroma parfum yang dipergunakan. Dengan demikian, kelima indera manusia dipergunakan untuk menyampaikan dan menerima pesan-pesan nonverbal tersebut. Hal seperti ini tidak terjadi dalam komunikasi yang impersonal.


Komunikasi Kelompok dan Organisasi






Komunikasi merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan di organisasi yaitu 75%-95% dari seluruh kegiatan organisasi. Dari kegiatan tersebut dapat dirinci 5% untuk menulis, 10% baca, 35% bicara dan 50% mendengar.

Adapun komunikasi tersebut dilakukan dalam kerangka

-    44% untuk komunikasi rutin
-   26% untuk pengembangan sdm antara lain untuk penilaian karyawan, konseling karyawan training, seleksi, promosi karyawan, dll.
-   19% untuk traditional management seperti pengawasan, memberi instruksi, melapor, dll.
-   11% untuk networking antara lain untuk berkoordinasi dengan bagian lain, mencari informasi pesaing, dll.


Teori peran komunikasi dalam organisasi

1.   Fayol's Gangplank Concept - 1949.
Komunikasi dalam organisasi membuat alur pintas agar komunikasi lebih      effektif daripada menggunakan komunikasi berdasar struktur.

2.   Modern Perspective - Luthans & Lersen – 1986
Pada dasarnya komunikasi dalam organisasi dapat dipisahkan menjadi dua sumbu, vertikal dan horizontal.

Humanistic interactor
-         Interaksi atasan bawahan tinggi
-         Orientasi pada manusia

Mechanistic isolate
Frekwensi dan intensitas komunikasi kecil hanya pada komunikasi formal.

Informal developer
-         Komunikasi spontan
-         AKtivitas pada pengembangan sdm

Formal controlled
-         Menggunakan interaksi terjadwal
-         Ada aktivitas controlling/monitoring

Bentuk komunikasi dalam organisasi

1.      Management Information System
Misalnya: dengan menggunakan computer, data, informasi.

2.      Telecomunication
Misalnya: Komunikasi dengan peralatan yang mana komunikator dan komunikan tidak 

3.      Berhadapan langsung.
Misalnya: telepon, TV, e-mail, voice messaging, electronic bulletin board.

4.      Non verbal communication
Misalnya: Pralinguistic, proxemics, kinesics, chronemics, olfaksi, tactile, artifactual.

5.      Interpersonal communication
Misalnya: Komunikasi yang terjadi antar individu.

6.     The organizational communication process
-         instruksi atau komando
-         laporan, pertanyaan, permintaan
-         subsgroup dengan subsgroups
-         staff




Bentuk komunikasi berdasar struktur organisasi

1.   Superior - subordinate communication
Disebut juga downward communication yaitu komunikatornya adalah atasan dankomunikasinya adalah bawahannya. Katz & Kahn menyebutkan 5 bentuk komunikasi downward, yaitu:
a.   memberi tugas rinci - job instruction
b. memberi informasi tentang prosedur organisasi dan latihan-latihan.
c.   memberi informasi tentang rastionale of the job yaitu alasan mengapa tugas  tersebut harus dilakukan
d. memberi tahu tentang kinerja anak buah
e.   memberi informasi tentang ideologi organisasi (visi, misi) untuk memudahkan dalam mencapai tujuan organisasi.Media yang digunakan adalah media tulis, media lesan, interaktif.

2.   Subordinate - initiated communication
Disebut juga dengan upward communication yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan ke atasannya. Adapun bentuknya adalah:
a.   Informasi pribadi tentang gagasan, sikap, peampilan kerja.
b. Informasi feedback tentang performance teknis, beberapa informasi penting lainnya.




3.  Interactive communication
Komunikasi yang terjadi pada karyawan yang selevel. Bentuknya adalah:
a. Task coordination
b. Problem solving
c. Information sharing
d. Conflict Resolution

Beberapa faktor pada struktur organisasi yang berpengaruh pada pola komunikasi antara lain:
a. ukuran
b. sentralisasi – desentralisasi
c. degrees of uncertainity

Komunikasi Budaya





Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam mengaktualisasikan perilakunya dalam berkomunikasi, juga pada saat melakukan hubungan sosial dengan orang lain, baik itu dalam posisi sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan. Adapun segala bentuk ciri khas dan karakter yang dimiliki oleh setiap individu pada dasarnya dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki, yang merupakan kebiasaan dan adat istiadat yang diperoleh secara turun menurun, dan juga dari faktor lingkungan wilayah di mana ia berada. Latar belakang budaya itulah yang akan mempengaruhi segala macam tingkah laku individu, bentuk pengetahuan, persepsi, dan interpretasinya untuk berkomunikasi di dalam kontak dengan orang lain. 

Untuk itu hal yang mendasar dalam menentukan perilaku individu pada saat berkomunikasi adalah latar belakang budaya yang mereka miliki. Dengan adanya latar belakang tersebut seseorang akan mencerminkan ciri khas dan karakteristik perilaku komunikasinya serta dapat mengaktualisasikan kemampuannya dalam menyampaikan dan memahami makna pesan yang muncul. Kita menyadari bahwa setiap komunikasi memiliki ciri khasnya masing-masing. Bahkan seringkali saling bertolak belakang. XXX  Indonesia berdiri sejak tahun 1998. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan yang dipimpin oleh Mr. AAA seorang warga negara Inggris dan para pegawainya berasal dari daerah atau etnis yang berbeda-beda di antaranya adalah Jawa, Betawi, Tionghoa, Batak  dan juga ekspatriat dari Inggris dan Australia.

Para ekspatriat ini bekerja sebagai konsultan keuangan yang menjadi ujung tombak perusahaan dan mereka cenderung menghabiskan hampir 80% dari waktu mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu mereka memerlukan kerja sama yang baik antara pimpinan dan karyawan serta sesama karyawan untuk mencapai tujuan dan keberhasilan mengembangkan perusahaan.
Dalam berinteraksi atau melakukan aktivitas sehari-hari, para karyawan pasti akan melakukan kontak dan berkomunikasi dengan karyawan lainnya. Dengan budaya yang berbeda itulah tidak menutup kemungkinan akan timbul kesalahpahaman yang akan mengakibatkan timbulnya suatu konflik atau hambatan yang terjadi antar sesama pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Adapun hal-hal yang menjadi faktor penghambat komunikasi antarbudaya menurut DeVito adalah:

1.      Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural berbeda.
2.      Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda.
3.      Mengabaikan perbedaan dalam makna (arti).
4.      Melanggar adat kebiasaan kultural.
5.      Menilai perbedaan secara negatif.